Malam


            Hai malam,,, kau datang lagi, tapi lebih cepat dari yang aku bayangkan. Humbt… sekarang aku sedang terduduk diteras luar dengan bau hujan dan juga kesunyian dari jalanan. Bintang tak mau menampakkan diri. Sang mendung terus saja sombong dengan diri mereka yang kelabu. Entahlah, aku memulai lagi kebingungan ini.Ya, disini ketika aku tak bersama siapapun. Afik, Mb Uniie, Dik Ayuk, Mami, Ukhti Bela, Ukhti Ahya, Ukhti Nisa, Mas haadziq, ataupun semua keluargaku, Papa, Mama, Mbak Gagus, Mbak Liut, Mbah Uti, Mas Sompiel atau yang lainnya. Bahkan tanpa kontak dengan mereka… Begitu membingungkan. Seperti sang malam tanpa para bintang.

            Sejenak aku berpikir, tak cukup aku hanya memiliki keluarga dan sahabat2 disekitarku, aku menginginkan seseorang yang akan menjadi imam dan juga guru bagiku. Dia yang akan menuntunku menjadi seorang wanita yang lebih baik dan sholehah. Membantuku untuk menganal dan tau tentang Allah. Humbt… Akankah aku bertemu dengan dia sebelum aku benar2 pergi dari dunia ini dan mempertanggung jawabkan semua yang sudah aku lakukan didunia ini? Akankah aku sempat menyapa dan memanggil nama’a? Sempatkah aku bilang bahwa dia adalah “pemilik” rasaku? Entahlah. Lagi2… Mungkin aku terlalu berharap, hingga akhirnya membuat dia semakin jauh…
            Perasaan, memeng fitrah dari Sang Pencipta. Entahlah, begitu banyak rasa, hingga akhirnya aku bingung memilih. Tapi aku akan tegas akan perasaanku. Entah itu akan kembali bertepuk sebelah tangan dan menangis lagi, biarkan. Aku sudah pernah mengalaminya, dan untuk kedua kalinyapun aku rasa sudah terbiasa… Humbt… Ya, mungkin memang aku akan menetapkan rasa ini untuknya…Aku akan belajar dewasa dengan perasaan ini. Sudah biarkan ini terus mengalir. Mengalir dan mengalir. Walaupun ada disaat aku akan berada dibawah perasaanku, hingga membuatku untuk menyerah karena begitu mustahilnya dia untukku. Tak apa, It’s OK. Memang itu yang harus dialami kan?
            Malam… Hari ini, aku berharap segera aku bisa bertemu dengannya lagi. Dengan tingkah lucunya, mendengar suara anehnya, dan membaca tulisan barunya… Jagalah dia Sang Penjaga. Biarkan malam sendu ini menemaninya dengan semua pikirannya. Semoga dia dikuatkan akan segala sesuatunya. Aku berharap, sekarangpun dia terus mengalir dengan jari jemarinya menuliskan semua yang ingin dia tuliskan. Semoga aku bisa membacanya, dengan penuh kepercayaan dan semangat. Semoga, tulisan2nya bisa membuatku setidaknya bisa melihatnya dibalik layar. Jika malam ini dia sedang bersedih dengan air matanya, kuatkan dia dan berikan percikan cahaya dikelabunya. Jika malam ini dia sedang bahagia dengan senyum bijaksananya, tetap jagalah senyum itu dan semangatnya. Semoga, dia selalu menjadi orang yang telah menarik rasaku ini. ^_^
#JUN




Pic : http://images.fineartamerica.com/images-medium-large/carnival-ferris-wheel-against-starry-night-sky-heather-cate-photography.jpg

no comment yet

Posting Komentar