Dream Vs Dream


            Sebelum postingan ini, ada beberapa postinganku tentang liburanku dijogja. Diantara semua itu ada sedikit ,umb,,, Tidak! Maksudku ada beberapa kalimat menyinggung tentang judul postingan ini. Nggak juga sih, hanya menyinggung isi dari postingan ini. Hehehhee… Tepat sekali. Tentang pertanyaan salah satu teman SMA ku, Papika alias Deko. Sampai sekarang aku masih kepikiran dengan pertanyaannya. Ya, pertanyaan kenapa aku tidak mengambil bidang “art”? Aku tidak harus disibukkan dan distresskan oleh kalkulus maupun fidas dan kidas. Hanya bermain dengan semua imajinasi dan semua hal2 unique. Pertanyaan itu muncul setelah kita saling membahas tentang kuliah kita. Tentang semua mata kuliah kita, susah senang selama 1 semester. Mungkin memang ini hal yang sedikit sepele, bukan. Mungkin benar2 sepele. Tapi menurutku ini sesuatu hal yang menarik. Aku juga sudah bilang dipostingan sebelumnya, bahwa pertanyaan itu sudah selesai aku jawab kan? Yah, memang sudah. Disini aku hanya ingin menuliskan semua yang aku pikirkan dalam dunia kecil didalam pikiranku beberapa waktu yang lalu.
            Dream Vs Dream. Art? Scientist? Kedua’a adalah suatu hal yang berkaitan bagiku. Dari dulu, sejak kecil aku ingin menjadi seorang ilmuwan, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia, atau hanya menemukan suatu penemuan hebat. That’s really great, right? But, dari kecil juga aku menyukai segala sesuatu yang berbau “art”. Menggambar, menulis, music, dance, imajinasi dan segala sesuatu yang unique dan aneh. Semua yang bersangkutan dengan seni, aku menyukainya. Dulu aku ingin menjadi seorang penulis, juga seorang dancer dan pencipta lagu. Aku menyukai guitar, dan mulai belajar dengan bass, aku juga menyukai organ, juga suka dengan semua alat musik bahkan tradisional sekalipun. Setiap hari, aku hanya menggerakkan badanku penuh semangat dengan gerakan2 bertempo. Tapi karena terlalu banyak hal yang aku sukai, aku menjadi tidak bisa focus untuk ahli dalam satu bidang.
            Seni, dia yang mengajariku semua hal tentang sebuah “perasaan” dan semua hal yang tak dapat hanya dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, atau hanya diraba dengan kulit. Semua hal abstrak yang tak terdevinisi, “seni” lah yang mengajariku. Dia membuatkanku sebuah dunia mungil lain yang tak terusik oleh realita. Dia yang membuatku semakin percaya akan sebuah imajinasi. Tapi, disisi lainku, aku menginginkan hidup dalam dunia imajinasiku yang lain. Ya, menjadi seorang scientist. Semua hal yang ada diimajinasiku, tentang sebuah penemuan dan pikiran2 luar biasa akan sebuah ide, ingin aku kembangkan hingga akhirnya membuat sebuah penemuan n terobosan baru dari sebuah ilmu pengetahuan. Dia begitu megah dan penuh semangat dan tantangan. Bahkan tak hanya imajinasiku, semua realita akan berkontribusi pula. Realita pengabdian kepada semua yang ada dimuka bumi ini. Pengabdian akan ilmu pengetahuan yang didapatkan. Seperti halnya pak Habibie ataupun Albert Einstein. 2 orang hebat yang begitu luar biasa’a dengan sejarah penemuan mereka dengan ilmu pengetahuan mereka dan imajinasi mereka. Seperti halnya kata Albert Einstein “Imajinasi lebih penting dari Ilmu Pengetahuan”. Menggabungkan antara Imajinasi dan Ilmu Pengetahuan, akan menjadikan sebuah tombak untuk “menantang impian” seperti yang tertuliskan dalam lirik “Di Atas Awan” OST 5cm. Tanpa Imajinasi, ilmu pengetahuan tak akan muncul, itu yang sangat aku sukai.
            Mimpi yang bertolak belakang, bukan? Ya, mungkin. Tapi sekali lagi. Sebuah tulisan takdir dari Sang Maha Pencipta, bahwa akhirnya aku berada ditempat yang aku inginkan. Ya, tempat dimana para Ilmuwan dilahirkan. Ya, disini, di tempatku sekarang berada untuk terus melanjutkan impianku masa kecil menjadi seorang “scientist”. Sayangnya? Hehehhe,,, tidak, aku tidak sepenuhnya bilang bahwa ini sangat disayangkan. Kenapa impianku yang ini yang akhirnya menjadi awal perjuanganku dalam kehidupan ini? Hehehe,,, ini sebuah pilihan guys. Pikiran, hati, semua imajinasiku yang akhirnya menentukan pilihan dimana seharusnya aku mengabdi. Ya, “scientist”. Sekarang aku telah diterima ditempat sang Ganesha berdiri dengan megah. Aku disini, untuk terus mengejar mimpiku. Memang, bukan menjadi seorang “engineering” seperti halnya yang diketahui orang tuaku akan tempat ini, tempat dimana para “engineer” lahir, tapi sedikit dengan ketidak sadaran, aku memilih bidang science. Yah, bukankah itu yang akan mengantarku menjadi “scientist” ? Semua ini bersangkutan guys. Mulai dari aku dilahirkan, perjalananku, jawaban2ku atas pertanyaan akan sebuah impian, dan semua imajinasi2 ku sejak dulu, seperti sekarang aku sudah sampai pada tempat yang memang seharusnya. Dan aku berada didepan pintu gerbangnya. Hanya aku harus berusaha, untuk benar2 bisa menyentuh semua yang menjadi kenyataan dari semua impianku dulu. Melihat dan mengingat semua dari awal ingatan kita, seperti benar2 sudah bersangkutan sejak awal.

            Disini, aku ingin mengatakan, bahwa kedua mimpiku memang tak dapat aku genggam untuk aku jadikan tempat mengabdi. Memang aku sangat menyukai seni, bahkan aku benar2 tidak harus menangis karena aku tidak bisa kalkulus, fidas, dan kidas. Atau bahkan gara2 aku tidak bisa hingga akhirnya membuatku malu dengan nilai2nya, dan kecewa akan hal itu. Memang seni begitu menyenangkannya hingga aku sempat berpikir untuk membelok dan kembali untuk hidup dengan seni. Penuh dengan imajinasi dan “perasaan”. Wangi dan harmonis. Tapi,,, pilihan sudah aku tentukan guys. Mimpiku yang satu ini yang akan terus aku perjuangkan. Menjadi seorang “scientist”. Yaaa.. walaupun memang banyak hal yang harus aku mulai dari awal untuk melanjutkan perjalannnya. Kalkulus, Fidas, Kidas atau ilmu2 lainnya, memang itu kewajibanku untuk menjadi dasar aku bisa menjadi seorang “scientist”. It’s OK. Penuh dengan tantangan, sakit, sedih, kekecewaan dan usaha yang begitu luar biasa, It’s OK. Ini sudah menjadi pilihanku. Dan aku memilihnya. Tapi, ketika aku lelah dengan mimpiku yang satu ini, aku masih mempunyai mimpiku lain yang terbungkus rapi di gudang imajinasiku. Aku masih bisa menyisakan sedikit waktuku untuk bermain2 disana dengan mimpiku yang lain. Aku masih bisa melakukan banyak hal tentang seni disela2 perjalanan menuju mimpiku menjadi seorang “scientist”. Ya, hingga sekarang, ketika aku benar2 suntuk dengan semua realita dan rutinitas yang membuat stress, aku pergi sejenak untuk hanya bermain music. Guitar, dan bernyanyi sesuka hati. Aku juga masih bisa menuliskan semua kata2 yang terkumpul dalam pikiran, juga aku masih bisa dancing dan bahkan sekarang aku mengikuti unit Kesenian Tari Tradisional Jawa yang bisa membawaku kedunia lain yang megah dan bijaksana. Aku juga masih suka melakukan hal2 aneh lainnya, menghias kamarku dengan barang2 yang aku kumpulkan, atau hanya sekedar membuat sebuah kerajinan atau pajangan foto dirumah dan kamarku. Dan kedua mimpiku ini masih membuatku terus banyak belajar dan memberiku semangat untuk terus berjalan kedepan. Ya,,, Seni n Science, kedua hal itu menarik bagiku, dan aku akan terus berusaha untuk membuat mereka selalu menjadi mimpi2ku… So guys, aku berharap, apapun pilihanmu, mimpimu yang manapun yang menjadi pilihanmu, yang kau pilih ataupun tidak, mereka semua tetaplah menjadi mimpi indahmu. Terus bersemangatlah untuk bermimpi. Mereka semua menunggumu untuk keluar dari box. Berimajinasilah dengan mereka di dunia realita ini…Semangat untuk mimpi2 kita… ^_^


Pic :
http://images.fineartamerica.com/images-medium-large-5/just-dandy-a-colorful-dream-andee-photography.jpg
http://data2.whicdn.com/images/16864260/large.jpg

no comment yet

Posting Komentar